Archive | Cerita-Cerita RSS feed for this section

Pemenang Twitpic My Besties #BSDMoment: Maya dan Steven, Kompaknya 2 Saudara

4 Aug

(Owner2 lagi dinner bareng Pemenang #BSDmoment  Hai, maya… 🙂 )

(Hehe.. Owner2 Rumsus lagi menyerahan hadiah #BSDmoment kepada Maya.. Smile!!)

Kekompakan 2 saudara ini bikin iri. Cukup unik bahwa 2 sepupu ini bisa menjalin persahabatan yang amat sangat akrab, dekat dan awet! Bukan cuma gara-gara mereka sepupuan, lho… Mereka deket banget begitu karena mereka memang sudah melalui banyak hal bersama. Dari yg lucu sampe bikin ngakak! Dan yang jelas, persahabatan mereka sudah teruji oleh waktu. Mereka bersahabat dekat sudah belasan tahun!

Kita jadi ngerasa beruntung banget bisa ketemu sama Maya dan Steven di Outlet Rumah Sushi (Rumsus) BSD karena mereka jadi pemenang lomba Twitpic My Besties #BSDMoment dan berhak mendapatkan 1 HP Android Samsung Galaxy Y. Memang layak menang, deh!

Setelah sempet mewawancara Steven via twitter, berikut hasil live interview singkat Rumsus dg Maya:

Rumsus: Ceritain dong… Gimana sih awalnya kalian berdua bisa bersahabat segini deketnya?

Maya: Saya dan Steven Rambi itu sepupuan. Kita kenal yaa dari kecil karena keluarga besar kita, keluarga Rambi, rutin kumpul setiap weekend. Keluarga kita suka saling bantu. Saya 3 bersaudara cewek semua, dan Steven 2 bersaudara cowok semua. Jadi, kalau saya, adek dan kakak butuh bantuan anak cowok, kita suka minta tolong sama Steven. Steven adalah sepupu cowok kita yang paling bisa diandalkan dalam banyak hal, bisa dimintain tolong, mau disuruh, dan mau diminta nemenin. Hehehe…

Rumsus: Hahahaha.. Trus, apa sih yang bisa bikin kamu dan Steven persahabatannya bisa awet?

Maya: Ya itu tadi. Steven itu kakak sepupu yang baik dan sangat bisa diandalkan dan mau banget ngebantu saya dan adek kakak. Makanya kita deket sama dia. Dan satu lagi, dia itu sabar banget. Hehehehe

Rumsus: Jadi, banyak dong hal unik yang pernah kamu alamin sama Steven. Apa aja tuh?

Maya: Wah, banyak. Misalnya, kita berdua pernah nebang pohon tumbang yang halangin gerbang. Pertamanya sih pengen digeser aja tuh pohon nangka yang patah setengah. Berhubung ternyata gede bener, akhirnya tuh pohon tumbang harus dipotong-potong dulu sampe kecil. Untungnya ada tukang sampah lewat yg bantuin kita buangin potongan-potongannya. Seru! :)) Sempet juga rumah saya kebanjiran, Steven juga yang bantuin. Beli n nanem rumput jenis baru di halaman? Ayoo… Kita berdua pernah, lho… Trus,kita berdua juga pernah jualan kardus sisa pindahan rumah… Jadilah kardus-kardus itu beberapa rupiah. :))) Enak kan punya sodara yang bisa diandelin? Seneng sahabatan sama Steven. Hehehehe.

Rumsus: Wah, Seru banget! Kalo arti persahabatan buat kamu apa?

Maya: Sebagai saudara, penting banget untuk saling tolong dan bantu. Saling terbuka dan peduli dengan masalah yang di alami juga penting. Karena kita bisa kasih masukan ataupun kritik demi kebaikan saudara kita.

Nah, yg berikut ini, petikan wawancara via twitter dengan Steven:

Q1 Rumsus: @RumahSushi: Halo.. @evenepen Selamat malam nih, bisa minta waktu buat wawancara mengenai @mayarambeyamko #BSDmoment

A1 Steven @evenepen: Mlm min, maav abiiz makan.. Boleh boleh min @RumahSushi #BSDmoment

Q2 Rumsus @RumahSushi: Sudah berapa lama kamu berteman dengan @mayarambeyamko #BSDmoment

A2 Steven @evenepen: sepupu min, hehe @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q3 Rumsus @RumahSushi: @evenepen @mayarambeyamko Oww.. Jadi kalian Saudara tho… 🙂 #BSDmoment

A3 Steven @evenepen: Ho’oh min, udh kaya sodara kandung min,, mau tau cerita’a ga min ?? @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q4 Rumsus @RumahSushi: @evenepen Pernah gak sih, kalian berantem atau ngambek? Biasanya gara2 siapa? #BSDmoment ?

A4a Steven @evenepen: Berantem min ?? Itu siih luar binasa min,, 🙂 jaraaang min.. Kalo berantem, gara2 gw min,, hahaaa.. @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

A4b Steven @evenepen: Kalo itu siih pernah lah.. Wajar kan min kalo ngambek. @RumahSushi #BSDmoment

Q5 Rumsus @RumahSushi: @evenepen Biasanya kalo marahan paling lama berapa hari yaa? #BSDmoment steven rambi

A5 Steven @evenepen: Cm 1 hr min, baikan’a gw ajk mkn,dy doyan mkn min.gampang kalo dy ngambek,secarakan udh knl dr lahir @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q6 Rumsus @RumahSushi: @evenepen Teruss… Apa sih, hal2 aneh yang sering dilakukan oleh @mayarambeyamko #BSDmoment

A6a Steven @evenepen: Hal2 aneh? Yg terakhir Dilakuin, jual dus2 bkas k loakan.haha tp Lmayan min,dpt uang’a.Ada lagi min @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

A6b Steven @evenepen: Dulu pernah motong pohon nangka tumbang, nanem rumput gajah, angkuut2 barang gara2 banjir banyak min @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q7 Rumsus @RumahSushi: Menurut kamu @mayarambeyamko tuh, orangnya gimana sih? #BSDmoment steven rambi

A7a Steven @evenepen: Maya yg sLma ini gw kenal: 1. Hebat 2. Tahan banting 3. Mandiri 4. Pantang menyerah 5. Tomboy min. @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

A7b Steven @evenepen: Hebat karena dy sangat peduli dgn keadaan keluarga, @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

A7c Steven @evenepen: Tahan banting, tenaga’a kaya ky laki min .. #efektomboy @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

A7d Steven @evenepen: Mandiri di selalu menyelesaikan mslh apapun sendiri, tkadang kalo ga kuat bru gw bantuin min @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

A7e Steven @evenepen: Pantang menyerah itu karena dy punya mimpi, dan harus bisa dy dapetin,, ini jujur sejujur’a nih min @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q8 Rumsus @RumahSushi: @evenepen @mayarambeyamko Btw, makasih buat waktunya yaa… Boleh berbagi Tips Tentang Pershabatan atau persaudaraan kalian? #BSDmoment

Q8a Steven @evenepen: Jgn egois, Terbuka, slg mengerti min.. Kalo mang ga suka/kesel blg ga suka/kesel.. Jgn pernah malu! @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q8b Steven @evenepen: Kasiih masukan / kritik kalo mang kita salah.. Maya termasuk sepupu terbaik min, menurut gw loh @RumahSushi @mayarambeyamko #BSDmoment

Q8c (Tiba2 Maya nyamber) @mayarambeyamko: Saling tolong dan jaga sih kyny paling penting dlm keluarga..@RumahSushi @evenepen #BSDmoment

Nah, seru banget kan? Para owner Rumsus seneng banget denger kisah persahabatan mereka. Soalnya Rumsus juga berdiri karena persahabatan 4 (empat) orang ownernya. Pokoknya, kalo bareng-bareng sahabat, hal berat pun bisa jadi kesenangan dan kenangan indah di masa depan. Salam Persahabatan… 🙂

Cheers,
Rumah Sushi

(3/6/12) Serunya Gathering dan TestFood bersama member @RumahSushiVIP

6 Jun

Tanggal 3 Juni 2012 kemaren, seneng banget! Kenapa? Setelah jeda yang cukup lama, akhirnya kita bisa kumpul dengan para anggota member @RumahSushiVIP. Kangen juga ternyata kumpul-kumpul menggila begitu! Hahahaaha!

Satu-persatu anggota member datang bersama 1 orang temannya. Acara intinya sebenarnya adalah Test Food untuk 2(dua) menu baru yang akan dirilis kemudian. 2 menu itu adalah Mr. Crab dan Daredevil. Kita pengen dapet pandangan dari keluarga @RumahSushiVIP tentang menu yang kita rilis itu. Terutama untuk Mr.Crab, karena kita belum pernah menggunakan Softshell Crab sebagai bahan. Caranya adalah dengan menyajikan 2 alternatif di 2 piring yang berbeda warna, hitam dan hijau. Menu yang disukai oleh tiap anggota member, ditandai dengan stiker. Hasilnya adalah 13:5 untuk keunggulan piring hitam.

Kita bersyukur banget bahwa akhirnya kita yakin untuk segera merilis 2 menu itu. Terima kasih untuk para anggota member yang udah dateng dan terlibat. Silakan cek link Mr Crab dan Daredevil.

Pilih Piring Hitam, atau Piring Hijau? Kenapa? 🙂

Sedang diwawancara tentang menu baru… Thank you, dear… 🙂

Setelah itu acaranya Ngesushi Bareng, dong!! Dan uniknya, sushi yang kita makan adalah buatan para anggota member sendiri. Soalnya, di acara Gathering dan TestFood kali ini, kita menyempatkan diri untuk membuat workshop ‘Cara Membuat Sushi’. Mulai dari masak nasi, menggulung sushi, menggoreng, memotong sampai bagaimana menyajikan sushi di atas piring! Semangat banget, lho, para anggota member itu. Dan hasilnya ciamik! Mantap! Gak kalah sama Kak Dodi yang jadi mentor workshop saat itu. Jadilah Tomodachi Roll buatan sendiri! 😀 Nyam nyam! Siap disantap! :9

Gulung… Gulung… Gulung… Ayo! Kamu Bisa! 😀

Berhasil! Berhasil! Ini sushi hasil gulungan kami sendiri, lho. 😀

Kak Dodi lagi ngajarin goreng Tomodachi Roll, atau lagi tebar pesona, siiih? 😉

Hati-hati…. yang dipotong sushi-nya, jangan jarinya… *Gitu kata Kak Ndhit*

Hasilnya nggak kalah loh sama buatannya Kak Dodi! Mantap! 😀

Setelah itu ada Tantangan Wasabi! Salah satu anggota member ditantang untuk menghabiskan 1 piring Tomodachi dan 10 butir Wasabi sebesar kelereng! Dan pemenangnya adalah… JREENG!!! Rima!!! Yang berhasil mendapatkan voucher makan gratis senilai 350 Ribu perak (kebayang kan gimana kenyangnya makan segitu di Rumsus, apalagi kalo cuma berdua!).

Ini dia ekspresi Rima yang berjuang dalam “Tantangan Wasabi” *Mantap! Semangat!*

Ogura Ice Cream!! Nyam… Nyam… Nyam… :9

Setelah ngobrol-ngobrol dan bagi-bagi goodie-bag yang isinya Tas, agenda dan saputangan handuk yg dibuat khusus untuk para member, ditutuplah acara seru itu dengan… apalagi kalo bukan foto-foto! Yang ternyata memakan waktu cukup lama karena banyak banget gadget yang digilir untuk sesi pose-pose itu. Gigi sampe kering untuk nahan senyum!!! :)))

Semoga suka ya dengan merchandise-nya… Smile!! 😀

Akhirnya setelah kurang lebih 2,5 jam, nggak berasa, acara pun ditutup. Makasih banget untuk yang sudah datang di Gathering dan Test food @RumahSushiVIP kali ini, antara lain: @eifflesummer, @bebebentar, @shafiraasa, @akuayu, @rimatahari, @gitadavista, @ginmars, @uluue dan @ajiiia, serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu (berasa yang dateng satu stadion! Hehehehehehe). THANK YOUUUU, semuanyaaaaa….. *GroupHugs!!!!*

Pose Bareng!!! Tomodachiiiiiii!!! 😀

Berhubung acara gathering kali ini dibuat terbatas maka nggak semua member bisa diundang. Belum lagi ada beberapa member yang berhalangan hadir. Semoga kita bisa seneng-seneng di lain kesempatan bersama anggota yang lebih banyak lagi. Sampai Jumpa di Gathering @RumahSushiVIP berikutnya! Salam.

Tidak ada Kepastian dalam Bisnis

20 Mar

image

There’s no such thing as “for sure”. That’s the only sure thing I do know. (Charles chararacter in Beautiful Mind)

Quote di atas bisa jadi cukup menggambarkan apa yang kerap kami alami saat ini sejak membuka Rumah Sushi. Kami berusaha memastikan nyaris semua hal. Memastikan bahwa kamu mendapat pesanan secepat mungkin. Memastikan apa yang kamu pesan selalu ada. Memastikan menu yang datang ke meja kamu. Memastikan ketersediaan stok. Memastikan keuangan. Memastikan bahwa akhir bulan gaji karyawan dan pengeluaran lainnya tertutupi. Memastikan… memastikan… dan terus memastikan…

Tapi, apakah setelah dipastikan semua hal menjadi pasti? Ternyata nggak juga… Banyak hal yang ternyata tidak menjadi pasti bahkan setelah kami memastikan itu.

Kami nggak nyangka bahwa perubahan iklim ternyata ada pengaruh pada ketersediaan stok. Misalnya saja, Salmon. Perubahan iklim ternyata membuat stok salmon sulit didapat. Kami punya standardisasi kualitas salmon yang terhidang di meja kamu (ini hal yang selalu kami pastikan, bahwa kamu mendapatkan salmon berkualitas di meja kamu). Prinsip kami adalah “mungkin susah untuk mendapat salmon, tapi salmon yang nyampe di meja kamu HARUS dengan kualitas maksimal!”. Kualitas dan Ketersediaan salmon inilah yang harus kami pastikan.

Contoh lain, gaji karyawan adalah hal yang harus dipastikan di semua bisnis. Kami ingin karyawan kami merasa aman dan nyaman selama bekerja di Rumah Sushi. Bisnis adalah hal yang sulit diprediksi akan berjalan kemana. Hari ini ramai pengunjung, belum tentu esok harinya. Siangnya sepi, bisa jadi malamnya ramai. Padahal, apapun yang terjadi, sepi atau ramai, gaji karyawan adalah hal yang harus dibayar. Itu adalah hal yang pasti. Prinsip kami berikutnya adalah “Karyawan adalah partner. Perlakukan karyawan dengan baik.” Perlakuan baik pada karyawan inilah yang harus kami pastikan.

Contoh lain lagi, kami harus memastikan bahwa tingkat penjualan harian kami mampu menyokong bisnis ini untuk terus berjalan. Caranya? Promosi dan berusaha keras menjaga kualitas. Tanpa promosi dan usaha untuk menjaga kualitas, mustahil kami mendapatkan pelanggan yang setia. Namun, apakah dengan promosi gila-gilaan pelanggan pasti datang? Tidak juga… Promosi cuma pengungkit. Pelanggan datang karena mereka mau datang. Pelanggan itu bukan boneka yang bisa diatur-atur oleh promosi. Jadi, prinsip yang juga tidak boleh dilupakan adalah “Pelanggan itu bukan orang bodoh. Pelanggan itu cerdas dan cukup tahu tentang apa yang mereka mau. Jadi, belajarlah dari pelanggan.”

Melihat seluruh fenomena-fenomena itu, kami jadi makin sadar. Bahwa, kami memang bisa memastikan apa tindakan yang akan kami ambil, tapi kami tidak bisa memastikan bahwa tindakan itu PASTI 100% berhasil. Mengapa? Karena ada faktor penentu lain di luar kami yaitu : pelanggan, supplier, karyawan, situasi, kondisi dan hal-hal di luar kami yang tidak bisa 100% dikendalikan agar sesuai dengan apa yang kami mau.

Dan jangan lupa, ada faktor X (Besar) yang menentukan apakah sesuatu akan berhasil atau tidak… Apalagi kalau bukan spirit, passion dan doa.

Inilah yang akhirnya kami yakini : “Bisnis memang butuh kepastian, tapi bisnis juga bisa berarti mengelola sejumlah ketidakpastian.” Jadi, bisnis itu bukan semata-mata hasil, karena hasil dalam sebuah bisnis tidak akan lepas dari usaha-usaha yang dilakukan sebelumnya.

Valentine = Love ?

10 Feb

Bulan Februari udah dateng aja…

Beda sama bulan-bulan lain. Untuk kaum remaja (dan sebagian orang dewasa), bulan Februari adalah bulan yang ditunggu-tunggu atau minimal disambut dengan perasaan yang beda. Buat yang punya pacar, seneng banget karena ada kemungkinan akan ketemu sama malam romantis (*Cling!! Candle light dinner is comiiiing….). Buat yang nggak punya pacar, “Emangnya cinta itu harus bareng pacar? ‘Kan ada temen-temen…”

Well, di luar pembahasan seperti apa cinta dimaknai, udah seperti kesepakatan umum kalo Februari itu bulannya cinta. Emangnya iya?

Ayo balik dulu… Valentine itu sejarahnya seperti apa, sih? Aduuuh… ternyata nggak terlalu jelas… (ijin bikin link, ya…) Ada banyak versi dari banyak kepala yang mengklaim tentang sejarah apa yang ada di balik perayaan valentine. Jadi, kayaknya kita nggak perlu ikut-ikutan ribut tentang sejarah valentine. Soalnya, entah apapun yang diperdebatkan itu, nggak bisa dipungkiri bahwa paling tidak saat ini ada sebagian orang yang menganggap valentine sebagai hari yang istimewa. Salah nggak, sih?

Kalo kami, sih, netral-netral aja. Yang mau merayakan, boleh… Nggak mau ikutan pun juga nggak masalah. Cuma ada hal yang mungkin bisa jadi pengingat buat kita. Bahwa, cinta pada dasarnya adalah hal yang penting. Dan itu bukan cuma setiap tanggal 14 Februari aja… Tapi, SETIAP HARI! (tuh udah digede-gedein hurufnya)…

Kalo, kamu ikut ngerayain, nggak masalah… (soalnya kami juga… hehehehehe). Cuma, jangan jadiin valentine kayak perayaan cinta sesaat aja. Jangan sampai, cinta disempitkan maknanya sebagai valentine. Valentine itu bukan cinta, meskipun ada orang yang merayakan cintanya pada saat valentine. Cinta itu tidak tergantung pada tempat atau waktu. Jadi, perayaan cinta yang sebenernya nggak terjadi dalam bingkai tempat dan waktu. Apa bingkai yang paling tepat untuk merayakan valentine? Tebakan kamu bener banget! (Horeeee!!!). Bingkai yang paling tepat adalah HATI. Kalau kamu mau merayakan cinta, yang paling tepat itu di HATI… Hati siapa? Ya, hati kamu sendiri. Soalnya, gimana kita bisa tau apa isi hati orang lain? Meskipun kamu ngerasa jadi orang yang paling paham tentang seseorang (pacar kamu, misalnya).

Dimana sih esensinya cinta? Meski agak berat (uuugh!), esensinya cinta ada di “Tulus Berbagi dan Memberi”. Memberi apa, lha wong, uang jajan aja masih pas-pasan? Hahahahaha…. 😀 Memberi dan Berbagi itu kan nggak mesti pake duit. Bisa jadi: memberi semangat, memberi motivasi, memberi dukungan, memberi… memberi… memberi…

Dan bukan cuma memberi dan berbagi aja lho… Memberi dan berbagi yang bisa disebut cinta itu tergantung motivasi yang ada di belakangnya. Kalo kita memberi bantuan sama temen supaya boleh dipinjemin mobilnya (apalagi kalo ternyata setelah mobilnya nggak ada, kita nggak pernah lagi membantu!), ini bukan cinta namanya. Ini namanya “baik kalo ada maunya.”

Jadi, jangan pernah berharap kamu bisa mencintai atau dicintai, kalo pada kenyataannya kamu nggak pernah mencoba untuk “Memberi dan Berbagi dengan TULUS”. Apa itu tulus? Ini juga susah untuk dijelasin. Tapi, intinya, adalah memberi karena ingin memberi dan berbagi karena ingin berbagi. Pusing, kan? Jangan pusing… “mencintai dengan tulus” itu bukan suatu kondisi, mencintai dengan tulus itu adalah “jalan”. Artinya, jalanin aja…Terus aja memberi dan berbagi…

Let’s Celebrate The Month Of Love

Karena Hebat Maka Menolong; Atau Karena Menolong Menjadi Hebat?

28 Dec

Guys, as you know, Rumah Sushi masih muda banget… Kondisi keuangan pun belum terlalu stabil sekalipun saat ini sudah jadi lebih baik. Kekhawatiran masih suka masuk ke pikiran kami. Pertanyaannya ya pasti sama dengan semua orang yang sedang menjalani hal baru : “Bisa nggak, ya?”

Sebagai ilustrasi aja, kita ber-4 masih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi. 3 orang dari kami mengambil konsentrasi Public Relations dan 1 orang mengambil Broadcasting (hehehehe…. nggak ada hubungannya sama Sushi, ya?). Sebagai Mahasiswa, ya teman kami juga banyak yang mahasiswa. Tiba-tiba, salah satu teman kami, menyampaikan “Elu punya buku bekas, nggak? Buku SD boleh, SMP boleh, SMA juga Boleh…. Kita mau bikin taman Bacaaan. Ada Sekolah yang kekurangan buku…”

Awalnya sih, kami cuma niat mencarikan buku-buku yang sudah tidak kami pakai lagi di kamar. Setelah bongkar-bongkar, ternyata jumlah buku yang bisa kami sumbangkan sangat sedikit. Aduh, kalo sedikit banget gini, gimana bisa jadi Taman Bacaan? Kayak taman bunga yang banyak bunganya, Taman bacaan ya harus banyak bukunya…

Terus, gimana dong? Untuk membelikan buku, jelas, kami belum mampu. Kondisi keuangan kami belum memungkinkan untuk itu. Tapi, niat kami begitu besar untuk bisa ikut membantu. Kemudian kami jadi ingat kalo seseorang pernah bilang, “Jangan takut membantu orang lain, karena itu bakal balik lagi dari arah yang nggak terduga…” Iya, ya? Tapi, kalo kondisi kami sendiri masih belum terlalu stabil, gimana mungkin bisa bantu? Tidak mungkin memotong cashflow kami untuk disumbangkan karena biaya-biaya yang harus kami tanggung cukup besar.

Eh, entah dapet wangsit darimana, kami jadi ingat. Bukannya kami punya banyak teman baru di Rumah Sushi? Kalau kami nggak bisa bantu sendiri, kenapa nggak kita bantu rame-rame? Kami yakin, kalau bantuan-bantuan kecil dari teman-teman kami di Rumah Sushi itu dikumpulkan, hasilnya pasti besar dan mimpi teman kami untuk membangun Taman Bacaan di sebuah sekolah di Bandung Barat itu bisa tercapai.

Lantas, apa yang bisa kami lakukan?

Kami tahu, kami dikelilingi banyak orang baik yang sudi dan rela untuk menolong. Jadi, setelah berhitung-hitung, apa salahnya memberikan 10% diskon untuk teman-teman kami yang dengan baik hati mau menyumbangkan bukunya? Bukan sebagai bentuk pamrih (karena menolong dengan pamrih tentu tidak Ok). Melainkan sebagai ucapan terima kasih atas niat baik ikut mewujudkan mimpi teman kami itu untuk menyediakan Taman Bacaan bagi sebuah sekolah yang kondisinya tidak sebaik kita yang bisa bersekolah atau kuliah di tempat-tempat yang bagus dan penuh fasilitas.

Ini juga sebagai bentuk penyadaran (terutama untuk kami sendiri), bahwa kita adalah orang-orang yang beruntung dan punya kewajiban untuk membantu saudara-saudara kita. Dalam taraf kita masing-masing, sebenarnya kita selalu mampu menolong orang lain. Saat ini, baru ini yang kami mampu. Jadi, lakukan saja sebatas yang kita mampu.

Kami melakukan ini bukan karena kami merasa hebat. Tapi kami yakin, dengan sikap rela menolong, kelak kami akan jadi hebat.

Mohon Bantuan Buku

Sebagai informasi :

Kami juga membantu pengumpulan sumbangan untuk menyediakan seperangkat komputer untuk sekolah tersebut.

Segala bentuk bantuan, baik berupa buku maupun uang tunai, terakhir kami terima tanggal 4 Januari 2011 dan sepenuhnya akan diserahkan kepada Panitia pelaksana (Mahasiswa PR UAI) untuk selanjutnya didistribusikan ke SD Cihanjuang Rahayu, Bandung Barat, pada tanggal 6,7 dan 8 Januari 2011.

Sebelumnya, kami mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan dan niat baiknya.

Gara-Gara Rumah Sushi!

26 Dec
Tomodachi Roll

Tomodachi Roll

Guys, tau nggak? Gara-gara Rumah Sushi banyak hal yang berubah dari hidup kami berempat (pendiri Rumah Sushi ada 4 orang). Kami tidak lagi menjalani hidup yang seperti biasa kami lakukan. Ada 3 hal (dari banyaaak hal) yang akan kami sebut.

Pertama, banyak baju yang terpaksa menganggur dan hampir-hampir tidak pernah terpakai. Karena kami sepakat untuk memakai daleman hitam, pilihan kami terbatas hanya pada warna itu. Nyaris kami pakai celana dalam hitam. Untunglah, Tuhan menyadarkan bahwa yang kami butuhkan adalah t-shirt, polo shirt atau kemeja hitam (bukan berarti kami tidak butuh celana dalam, tapi tidak ada keharusan utk memakai celana dalam hitam!).  Terpaksalah pakaian warna lain harus minggir dan menunggu giliran untuk dipake seminggu sekali. Itu pun kalo kami masih sempat jalan2 waktu libur. Soalnya, biasanya kegiatan kami selain bekerja di Rumah Sushi adalah tidur!

Berikut adalah reka adegan di kamar salah satu pendiri Rumah Sushi. Sebut saja Bunga, bunga bank!

Cowok:  (dalam hati) Hmmm… Pake baju yang mana, ya, biar keren?

(sfx: bongkar-bongkar lemari)

Cowok: (masih dalam hati karena kalau dalam air jadinya blebeb-blebeb, dong…) Ini aja, deh. (mematut diri di depan cermin dengan gaya yang paling asoy). Hmmm… Kok, kurang cihuy, ya?

(sfx: bongkar-bongkar lemari lagi karena mencari pilihan lain)

Cowok: Atau yang ini aja, ya?

(sfx: bongkar-bongkar kapal karena setelah 1/2 jam kamar sudah berubah jadi kapal pecah)

Akhirnya,

Cowok: (dengan penuh keyakinan) Udah, deh. Yang ini aja…

(Berjalan keluar dengan full PD. Bertemu Mama yang baik dan lucu sedang membaca koran.)

Cowok: (dengan senyum bangga) Gimana, Ma? Keren, kan?

Mama: (mengangguk-angguk) Hmmm… Keren…

Cowok: (Masih dengan senyum bangga yang mulai cenderung seperti nyengir) Okay! Cabut ke Rumah Sushi dulu, ya…

Mama: (mengangguk lalu kembali membaca koran sambil berpikir) Apa bedanya sama kemarin, ya…?

Begitulah. Prinsip kami sekarang adalah: Pake hitam? Hmmm… Siapa sih yang bikin aturan harus pake baju hitam? Oiya… Kami sendiri! Jadi, suka tidak suka, ya, harus dipakai. Sekalipun ini cuma pakaian, tapi inilah yang namanya konsekuen.

Perubahan yang kedua adalah cara kami menghabiskan waktu. Tidak lagi dengan nongkrong-nongkrong di kampus. 3 dari 4 pendiri Rumah Sushi memutuskan untuk cuti kuliah! (Ini adalah contoh buruk yang layak ditiru. Tapi, resikonya tanggung sendiri). Satu lainnya juga nyaris cuti kalau saja yang lain tidak mengingatkan bahwa kalau dia cuti bisa-bisa lulus waktu Indonesia sudah jadi pemenang Piala Dunia! (Yang entah kapan… Jadi, kami berdoa semoga timnas Indonesia bisa cepat jadi Juara Dunia sepak bola supaya teman kami itu bisa lulus secepatnya juga!). Kegiatan kami sekarang adalah belanja, menyusun meja, memasak, mencuci dan segala kegiatan Rumah Sushi. Selain itu? Tidur! (Bukan karena kami kurang tidur, tapi karena ritual sebelum tidur sangat enak dilakukan. Berkhayal! Kapan ya Rumah Sushi buka di mall? Hehehe…)

Perubahan ketiga adalah tidak ada lagi malam mingguan dengan kongkow-kongkow! Malam minggu artinya bekerja lebih keras dan pulang lebih pagi plus badan terasa patah-patah karena malam minggu pelanggan biasanya datang lebih ramai. Jadi, malam minggu tidak berarti santai. Kami justru kebalikannya. Malam minggu jadi malam tidak duduk semalaman karena non-stop masak dan melayani pelanggan sejak sore hari.

Bayangkan! Apa rasanya tidak duduk plus mondar-mandir di depan kompor selama hampir 8 jam non stop! Kalau saja urat betis bisa direbonding supaya lurus, pasti sudah kami lakukan! Kalau ada pepatah yang bilang ‘tiada gading yang tak retak’, buat kami ‘tiada betis yang tak keriting’ di malam minggu.

Gara-gara Rumah Sushi-lah hidup kami berubah drastis. Hidup kami jadi tidak seperti dulu lagi. Tapi, gara-gara Rumah Sushi juga kami merasakan kebahagiaan yang tidak pernah kami rasakan sebelumnya. Yaitu, saat kami melihat wajah kamu yang senang saat gigitan pertama di sushi buatan kami. Jujur, kadang-kadang kami suka mengintip diam-diam waktu kamu sedang makan (hmm… memangnya ada, ya, mengintip bilang-bilang?). Untuk apa? Untuk ikut merasakan apa yang kamu rasakan waktu menikmati Tomodachi Roll, Bull’s Eye, atau menu lainnya. Dan saat kamu tersenyum (yang biasanya sambil mengangguk-angguk), saat itulah kami merasakan hasil tertinggi dari kerja keras yang kami lakukan.

Itulah… Senyum puas kamu adalah salon rebonding buat betis kami yang keriting.

Kami jadi benar-benar menyadari apa itu perubahan melebihi quote-quote indah di buku atau wall facebook (merasakan keindahan suatu quote dengan membacanya ternyata sangat berbeda dengan benar-benar menjalaninya). Hidup memang selalu berubah. Tidak akan ada yang selalu sama selamanya selain perubahan itu sendiri. Hanya perubahan yang tetap. Tapi, perubahan bukanlah hal yang perlu ditakuti. Karena seiring dengan itu, bentuk kebahagiaan pun berubah mengikuti dedikasi dan integritas kita pada perubahan itu.

Gara-gara Rumah Sushi hidup kami berubah. Tapi, gara-gara Rumah Sushi juga kami bahagia. Dan kami bersyukur untuk itu…

Bull’s Eye

Evolusi Menu

12 Dec
Happy Roll (Kani and Cucumber rolled with Crispy Shred)

Happy Roll (Kani and Cucumber rolled with Crispy Shred)

Guys, mau tau menu kita…? Kita memang baru buka 1 bulan, tapi banyak banget hal yang berubah dari sejak kita buka… Manajemen jelas banyak perubahan, tapi cuma kita yang di dalem yang liat. Hal paling gampang untuk dilihat sama kamu adalah perubahan di daftar menu. Menu pertama yang kita jual hanya Tamago Roll, Happy Roll dan Flying Bee. Waktu itu kita sama sekali nggak punya buku menu. Kenapa? Karena awal bukanya adalah karena nekat akibat bosan terlalu lama nyoba-nyoba menu alias testfood. Jadi, dengan modal keyakinan (dan sedikit duit) kami langsung jualan. 3 menu itu dipilih karena sasaran pembelinya adalah orang-orang yang nongkrong di Taman Suropati. Jadi, menu-menu itu kita bungkus dan dipasarkan secara langsung. Jadi, waktu itu kami sama sekali tidak menyediakan minuman.

Nggak berapa lama, muncullah menu edisi 1. Di menu pertama yang ditujukan untuk pelanggan yang memesan di lokasi, kami menambahkan minuman2 sederhana seperti nutrisari dan es teh…. Alasannya sederhana, kami tidak ingin membebani pelanggan (baca : kamu) dengan harga-harga yang mahal. Dan ini memang komitmen kami, menyediakan sushi dengan kualitas prima dengan harga terjangkau.

Ini menu pertama yang kami buat di lokasi

Bosan dengan menu yang cuma sedikit itu. Kami pun merilis menu berikutnya yang lebih bervariasi. Tujuannya sama, memuaskan pelanggan (alias kamu) dengan sushi murah yang enak tapi tetap berkualitas.

Ini menu rilis 2 dengan tambahan2 menu baru

Lagi-lagi, kami bikin perubahan di menu. Bukan apa-apa, masih ada beberapa menu yang muncul di banner tapi belum kami jual. Alasannya sama sederhananya, kami tidak mau melakukan hal-hal yang belum sanggup kami lakukan. Tapi, berkat kamu (yang baik-baik banget), kami jadi lumayan pede untuk terus mengembangkan menu yang kami buat. 2 di antaranya adalah Little Mermaid Roll dan Sicilian Roll.

Little Mermaid Roll adalah menu khas rumah sushi yang isinya Ebi Tempura yang kemudian dilengkapi dengan topping Tuna Salad dan Tobiko. Rasanya, seger karena formula mayonaise Tuna Salad yang pas banget. Sementara, Sicilian Roll  adalah Sushi yang berisi Kani dan dikasih topping Tuna Pizza. Seperti namanya, Sicilian Roll punya rasa asam-pedas khas Italia.

Ini Menu Rilis 3... Masih ada beberapa menu yang kami simpan...

Untuk sementara, kami masih menyesuaikan diri dengan Menu Rilis 3 itu. Tujuannya, supaya apa yang kami tawarkan, bisa kami penuhi. Kami nggak mau terlalu neko-neko, bikin macem-macem, tapi ternyata kami nggak sanggup menampungnya. Lebih baik hal yang sederhana tapi berjalan baik. Begitu, bukan? Pokoknya, dalam otak kami adalah memberi yang terbaik sesuai yang kami sanggup buat kamu. Tapi, kalo masih ada kekurangan di sana-sini, kami minta maaf. Kami akan terus memperbaiki diri.

Well, ada lho hal yang berubah gara-gara menunya berubah. Bahan-bahan yang kami gunakan juga terus bertambah. Kalo ada yang memperhatikan, container-container penyimpan bahan kami juga bertambah. Plus catetan-catetan stok, catetan keuangan, planning ke depan, dsb, yang ternyata menjadi semakin rumit. Mulai agak pusing, tapi itulah resiko membuka usaha. Dan kami melakukannya benar-benar selangkah demi selangkah. Semoga cita-cita kami tercapai. Apakah itu? Kami ingin membantu banyak orang lewat rumah sushi. Dan kami ingin menginspirasi teman-teman kami bahwa tidak ada yang mustahil untuk dicapai. Dan itu semua berkat kamu. From the deepest heart, we would like to say Thank You!!!

Russian Roulette, Shoot Me!

12 Dec

Ada hal lucu kemarin (10/12/10). Menu jebakan kami, ‘Russian Roulette’ sama sekali tidak menjebak! Mulai dari cabe rawit hingga belimbing wuluh, rasanya jadi enak begitu masuk ke dalam bola nasi kami (namanya Bullet Rice, nasi khas Rumah Sushi yang berbentuk bola dengan taburan crunchy). Nasi di Rumah Sushi memang punya formula yang ajaib.

Di Rumah Sushi, apa sih Russian Roulette? Russian Roulette adalah permainan (yang bisa dimakan) yang terdiri dari 6 Bullet Rice yang diisi dengan 6 fill-ins berbeda. Misalnya Salmon, Kani, Tamago, Unagi dan sebagainya. Tapi Ingat! Salah satunya jebakan! Sama seperti Russian Roulette yang asli.

Russian Roulette, Hati-hati ada jebakannya... 🙂

Kemarin malam, menu itu dipesan oleh beberapa teman kami yaitu Moby, Chandra, Bayu, Anto dan Wenny (semua orang bisa jadi teman kami, datang saja ke Rumah Sushi). Kami segera membuatnya dengan jebakan cabe rawit yang telah kami siapkan. Siapapun akan menyangka kalo orang yang memakan jebakan pasti akan megap-megap kepedesan. Tapi, apa yang terjadi?

Tidak terjadi apa2! Cabe rawit besar yang kami masukkan, sama sekali tidak terasa! Kok bisa? Kami bingung sendiri. Jadi, saat ada teman lain yang memesan lagi (opit, reyhan, yoshi, eryk, dsb), jebakannya kami ganti menjadi… Belimbing Wuluh super asam! Kami bahkan sempat mencicipi kalau belimbing wuluh itu memang benar2 asam! Grrrr…

Tapi, apa yang terjadi? Belimbing wuluh super asam itu malah terasa seperti permen asam yang cute! Argh! Kenapa ini?

Akhirnya, kami memutuskan untuk mencoba lagi. Isinya sekarang kombinasi. Belimbing wuluh, cabe rawit, cabe keriting dan bubuk cabe kami campur jadi satu! Dan… Berhasil! Horeee!! 😀

Sayangnya, yang memakannya bukan pelanggan tapi Riswan! Dia adalah salah satu kru sekaligus pemilik Rumah Sushi! Karena penasaran, kami mencobanya sendiri! Dan kami mencobanya di depan semua orang! Alhasil, semua orang tertawa melihat kebodohan kami yang terjebak permainan sendiri!

Tapi, kami senang, karena kami bisa ketawa2 bareng! Wow! Seru! Jadi kalau mau ikutan main, datang!

Kami menyediakan 1 porsi permainan Russian Roulette untuk kamu yang datang minimal ber-5! GRATIS! Tentu saja dengan jebakan yang mengejutkan! Semoga…

Kami tunggu di Rumah Sushi! 😀

* Peringatan: ini bukan promo. Jadi, bagi-bagi GRATIS Russian Roulette ini bisa berlangsung selama yang kami mau. Tapi, tetep loh ada batasnya, jadi buruan aja kesini…. 🙂
** Kami pasti bilang sama kamu kalo program yang kami buat memang program promo.

***Btw, hari berikutnya menu ini juga dicoba oleh Recil, Fickry n Tryas… Lumayan berhasil, lah…. tebak… mukanya siapa yang jadi jelek, hayoooo?

Kimono Vs Kamtib

5 Dec

Pernah liat orang pake kimono kejar2an sama kamtib? Kami belum! Soalnya kami yang terjebak dalam situasi kejar2an itu! Hahaha…

Sebelumnya, kami mau cerita dulu. Kami adalah 4 orang mahasiswa di sebuah universitas swasta yang ada di tengah belantara Jakarta. 3 diantara kami adalah mahasiswa jurusan Public Relations. 1 orang mahasiswa jurusan Broadcasting. Latar belakang kami pun berbeda-beda, meskipun kami sama-sama datang dari keluarga yang biasa-biasa saja. 1 orang demen banget nulis. 1 orang hobi dagang. 1 orang fotografer. Dan 1 orang lagi seneng banget otak-atik desain dan program2 sound editing.

Memasak? Bukan sesuatu yang pernah dengan serius masuk ke otak kami! Boro2 masak, lhawong aktifitas harian kami jarang2 berhubungan dengan dapur! Salah dua peralatan dapur yang sering berhubungan dengan kami adalah teko air dan dispenser! Jadi kami tidak pernah menyangka akan terjun ke bisnis kuliner. Dan kami juga tidak pernah menyangka bahwa kami akan pernah terjebak dalam ketegangan situasi antara pedagang dan petugas kamtib!

Sumpah! Rasanya lumayan aneh dan lucu. Kami yang biasanya cuma nongkrong2 di Taman Suropati akhirnya ikut berkejar2an bersama petugas kamtib dan pedagang kopi yang kesana-kemari naik sepeda, yang memang banyak ditemukan di taman yang ada di daerah Menteng itu.

Kok bisa? Ya, bisa… Soalnya otak kami yang hiper ini bilang, kalo kami cuma duduk diam menunggu pelanggan di lokasi bisa2 kami bangkrut sebelum bisnis ini berjalan. Buat yang pernah datang ke Rumah Sushi tentu paham bahwa lokasi kami cukup tersembunyi dan benar-benar tidak terlihat dari jalan. Tidak akan ada orang yang menyangka kalo di sana ada Rumah Sushi yang menjual sushi enak dengan harga murah, kecuali sudah mendengarnya dari promo mulut ke mulut. Jadi, kami sepakat untuk membuat menu yang bisa dikemas dan dibawa jualan berkeliling, yaitu Happy Roll (isi Kani), Tamago Roll (isi omelet jepang) dan Flying Bee Roll (isi udang). Lokasi berjualannya dimana lagi kalau bukan di Taman Suropati yang kerap dijadikan tempat nongkrong warga dan anak muda Jakarta.

Logikanya sederhana saja. Kami ingin berjualan sambil promosi. Jadi, mulailah kami berjualan keliling setiap malam menawarkan sushi seperti para pedagang kopi itu.

Yang rencananya berdagang dengan cara yang sangat konseptual (pake sepeda lipat dan tas khusus segala. Maklum, mahasiswa pikirannya suka ribet), jadinya kami cuma berjualan dengan nampan sambil jalan2 berkeliling taman. Bedanya dengan pedagang lain adalah kami mengenakan kimono yang warnanya merah menyala mencolok mata! Jadi, kalo kamu sempet liat ada orang muter2 Taman Suropati pake kimono merah dengan tampang agak bingung dan sebentar2 ngomong, “Sushi, Mbak… Sushi, Mas…”, berani sumpah pocong, itu kami!

Awalnya sih, kami malu bukan kepalang. Gimana nggak malu coba? Di tengah anak muda yang berlomba-lomba tampil gaul, kami malah ‘turun’ jadi pedagang keliling macam pedagang rokok yang cuma bawa kotak. Well, kami jalan terus.

Untungnya kami tidak mengenakan kimono seperti ini

Hingga… Pada suatu malam yang kelam dan dingin. Angin bertiup kencang. Sepertinya… Banyak kuntilanak dan genderuwo berkeliaran. Stop! Stop! Ini khayalan saya saja!

Pokoknya, suatu malam kami sedang asik-asiknya berjualan. Baru 20 menit. Baru 2 porsi yang laku. Dan tiba-tiba… Gubrak! Gubrak! Gubrak! Ada apa? Ada apa?! Astaga! Kamtib! Para pedagang berhamburan kabur!

Kami? Kami kebingungan! Kami cuma mahasiswa biasa yang hidup normal2 saja! Cerita tentang kejar-kejaran dengan petugas Kamtib cuma kami lihat di TV! Sekarang, apa yang harus kami lakukan? Kami adalah orang-orang berpendidikan! Terhormat! Kami pernah belajar mata kuliah Teknik Lobby dan Negosiasi! Jadi, dengan segenap ilmu dan kekuatan yang kami punya, yang harus kami lakukan adalah… Kabuuuurrr!!

Orang berpendidikan mana yang sudi diangkut kamtib?! Ternyata inilah berkahnya kuliah! Kami bisa kabur dari Petugas kamtib seperti kami terbiasa kabur dari dosen. Huahahaha! :)) Dan karena kami tidak berpengalaman, kami lari ngawur kesana-kemari tak tentu arah! Blingsatan seperti petasan tikus! Kabur kemana, kami tidak tahu! Pokoknya kabur! Jangan sampai kami harus ngejogrok di mobil kamtib yang bak-nya terbuka! Berkimono pula! Apa kata dunia?!

Suasana kacau balau. Kami terpisah! Bayangkan! Dikejar kamtib saja kami tidak pernah! Dan sekarang kami harus lari begitu rupa, mengenakan kimono, sambil membawa nampan yang diatasnya ada 10 porsi Sushi! Perasaan malu kami hilang. Menguap entah kemana. Kami sekarang merasa seperti peserta TV Champion, acara TV dari Jepang itu!

Untunglah, kami lolos… Senangnya! Senang? Nanti dulu! Ternyata kami telah melakukan kebodohan. Petugas kamtib itu tidak mengejar kami! Mereka hanya mengejar pedagang yang bergerobak, sepeda, atau yang membawa pikulan. Begitu kata seorang pedagang rokok di sana. Agh! Inilah akibat dari kepanikan.

Well, sekarang kami hanya berjualan di lokasi Rumah Sushi. Bukan karena kapok, tapi karena jumlah personil kami masih sangat terbatas untuk bisa menangani pelanggan, yang alhamdulillah, jumlahnya terus meningkat. Kami tidak mau mengecewakan mereka, sehingga kami merasa perlu berkonsentrasi penuh di lokasi. Kami tidak mungkin mengorbankan kepuasan pelanggan hanya karena konsep marketing. Pelanggan adalah sahabat kami. Teman se-Rumah Sushi. Sebelumnya kami mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Kami akan terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas layanan. Kami akan terus belajar dengan pelanggan sebagai guru besar.

Thank you, guys… 😀

http://www.rumahsushi.wordpress.com

Peringatan Non-Pemerintah : Dikejar kamtib saat menggunakan kimono dapat menyebabkan serangan malu dan gangguan pada hati! Sakit hati karena dagangan tak jadi laku! 😉

Rumah Sushi is Under Construction…

24 Oct

It’s not only this site, but Rumah Sushi itself is being under conctruction right now…

But don’t you worry… As soon as possible you will find the most friendliest sushi in town. 🙂 Just support us, OK…

We’ve been trying to find our formula of Sushi for months. Now, we are in our final preparation to bring the taste to your tongue n heart also. It’s just a humble place with a nice taste… We’re just ordinary people. Though you’ve never made friends with superhero, have you?

So, Rumah Sushi is the place where ordinary people like us should be together…

Wait for us… and we’ll wait for you… 🙂

Best Regard from the home of Sushi,

Rumah Sushi